adalah salah satu kegemaran
yang tidak banyak orang geluti. Banyak yang tidak sadar manfaat besar
menulis. Menulis konon bisa mengubah dunia. Setidaknya prinsip inilah yang menjadi
spirit dan proyeksi Muhammad Rizki Aditia(17), siswa Madrasah Aliyah (MA) Plus
Ponpes Asshohwah Al Islamiyah Biletepung Gerung .
Sebab itulah, santri yang diketahui pengoleksi juara kelas ini
kini giat belajar dan mengasah kemampuan menulis, terutama cerita pendek atau
cerpen.
Berbekal kemauan dan kerja keras
untuk terus berlatih tanpa henti. Aditia bertekad menjadi seorang penulis
cerpen profesional kelak. Kerja keras yang ia lakukan tanpaknya kini sudah menuai hasil. Aditia baru-baru ini
berhasil meraih juara pertama dalam lomba menulis cerpen islami yang digelar
Universitas Mataram (Unram).
Santri kelahiran tahun 2002 ini
mengungkapkan rasa syukurnya dengan prestasi perdanannya ini. Ia merasa bahagia
sekaligus beruntung berada pada lingkungan yang ia rasa sangat membantu dan mendukung
kegemarannya ini. Di Ponpes Asshohwah Al Islamiyah, “ penjara suci” tempat ia
nyantri, adalah ponpes yang terbilang sangat peduli dan mendukung pengembangan bakat-bakat dan kreasi santri.
Salah satunya adalah menulis (cerpen dan jurnalistik). Di ponpes tersebut diketahui setidaknya telah beberapa kali mengadakan pelatihan menulis cerpen dan
novel dengan menghadirkan penulis-penulis kondang sperti habiburrahman El Sirazy
dan Pipiet senja.
Kesempatan dan program ini tentu tidak disia-siakan Adit, ia bertekad meraih impiannya menjadi seorang penulis kondang dan profesional, dengan terus berlatih dan mengikuti pelatihan yang digelar dengan tekun dan serius.
“Dari dulu saya ingin menjadi
seorang penulis cerpen, saya ingin mengubah dunia dengan tulisan, bersyukur
disekolah sering mengadakan kursus menlis dengan menghadirkan tutor –tutor
professional seperti Pipies senja dan kang Abik (habiburrahman El Sirazy), ujar
Aditia saat dijumpai Asshohwah Media.
Bakat menulis Adit sebenarnya telah terlihat sejak lama. Sebelum berhasil menjadi juara menulis cerpen Islami, Adit adalah satu dari sejumlah santri yang berkesemapatan dan mampu menerbitkan karya cerpennya dalam buku konpilasi cerpen santri, yang digarap oleh salah satu penulis nasional Pipet Senja beberapa waktu lalu.
Meski awalnya menulis ia rasa cukup sulit,membosankan dan hampir membuat putus asa. Pada awal awal mencoba dan belajar, banyak sekali tantangan dan hal-hal yang hampir membuat ia bete dengan menulis.
Namun semangat dan keteguhan memperpanjang nafasnya melnjutjan perjuangannya.
Mengubah dunia yang ia maksud adalah
dirinya ingin berbagi ilmu lewat tulisan. Tulisan-tulisan islami yang ia garap
ia harapakan dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi kaum remaja dan anak
muda khususnya, yang saat ini ia lihat banyak mengalamai degradasi moral dan
mental.
Anak-bak remaja seusianya yang ia nilai banyak menyalurkan waktu dan
energi pada tempat yang salah, adalah salah satu permasalahan yang harus
menajadi tangung jawab dan kerisauan semua umat Islam.
“Ilmu menurut saya tidak hanya bisa kita
sampaikan lewat omongan (public speaking), namun ada media lain yang seperti
tulisan dengan berbagai varian, termasuk cerpen dan novel islami,” katanya.
Adit bermimpi suatau saat bisa
menyampaikan islam lewat karya tulis yang ia goreskan lewat cerita pendek dan
novel-novel islami
Disisi lain, keprihatinanya juga
tertuju kepada semangat dan kemauan anak-nakmuda yang kurang bermainat pada
kegemaran menulis. "Padahal banyak manfaat dan kelebihan yang diambil dari
menulis" ujar santri yang juga jago berpidato ini.
Ia sangat berharap kepada generasi muda "zaman now" jmemiliki hasrat besar dalam menggeluti dunia menulis. Menulis jelas Adit sebenarnya tidak terlalu sulit, tinggal membutuhkan ketekunan dan keseriusan. Lewat menulis generasi muda ujarnya bisa menemukan jati diri dan mengarahkan pemuda ke arah dan masa depan yang lebih baik
.
.
"Intinya pemuda harus tetap semangat, karena bagaimanapun harapan bangsa ada dipindak mereka karena mereka akan mengganti generasi saat ini," kata Adit.
Terkait Prestasi dan capaian Aditia pada ajang karya tulis cerpen Islam
di Unram ini, pihak Lembaga dan Ponpes mengaku sangat bersyukur sekaligus bangga.
Kepala MA plus Ponpes Asahohwah Hj.Umi kulsum Lc mengaku surprise dengan prestasi Adit kali ini. MA plus Asshohwah yang belum genap berusia satu tahun mampu menunjukan eksitensi dengan mengalahkan kompetitor yang notabene banyak berasal dari sekolah unggulan daerah perkotaan.
"Kita bersaing dengan anak anak di kota Mataram, tentunya sangat senang dan bangga dengan capaian ini, kata umi . Ia mengatakan persiapan cukup lama dan matang termasuk dengan mendatangkan penulis kaliber nasional seperti kang romel, butet, Pipiet Senja dan Kang Abik tidak sia-sia dan membuahkan hasil manis.
Ketua yayasan Asshohwah Al Islamiyah Akhyar Rosidi S.Sos. I capaian Aditia ini merupakan salah satu bentuk keberhasilan sekolah dalam upayanya melahirkan generasi berprestasi baik dalam bidang agama dan dunia, mulai sedikit terlihat.
" Al hamdulillan semoga prestasi Adit dalam bidang menulis ini menjadi pelecut dan inspirasi santri lain untuk meraih prestasi-prestasi membanggakan lainya kedepan," kata Akhyar.
*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar